Menunggu Pelangi #TheParagraph9
Diamku bukan berarti emas. Bahkan usahaku bukan berarti mimpinya. Seluruh pilihanku bukan pilihannya. Karena aku bukan-nya. Telingaku memerah memanas terbakar lagi atas kata itu. Suara tak menjadi masalah ketika kata dapat lebih tajan dari suaramu yang terkadang merdu. Mata tak lagi dapat membendung. Rupanya sudah terlalu penuh menahan hentakan air itu. Hati tak lantas menerim. Ini terlalu sakit. Melebihi rasanya patah hati, sakit gigi, atau tak makan seharian. Kaki dan tangan menjadi sulit bergerak. Karena sama-sama merasakan ada yang salah dengan tubuh ini. Padahal rasa-rasanya kaki ini ingin melangkah lebih jauh dan melompat lebih tinggi. Serta tangan yang ingin berbuat lebih banyak, menulis lebih baik. Sedangkan mulut hanya bisa terkunci menahan dahaga yang sudah lama ada. Tak mampu lagi berbicara banyak. Ahh untuk apa aku berbicara sedangkan bicaraku saja tak akan mampu didengar dengan pemahama yang tak meu berkembang. Aku akan selalu salah dan dianggap kecil olehhnya. Kata ...