Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Menunggu Pelangi #TheParagraph9

Gambar
Diamku bukan berarti emas. Bahkan usahaku bukan berarti mimpinya. Seluruh pilihanku bukan pilihannya. Karena aku bukan-nya. Telingaku memerah memanas terbakar lagi atas kata itu. Suara tak menjadi masalah ketika kata dapat lebih tajan dari suaramu yang terkadang merdu. Mata tak lagi dapat membendung. Rupanya sudah terlalu penuh menahan hentakan air itu. Hati tak lantas menerim. Ini terlalu sakit. Melebihi rasanya patah hati, sakit gigi, atau tak makan seharian. Kaki dan tangan menjadi sulit bergerak. Karena sama-sama merasakan ada yang salah dengan tubuh ini. Padahal rasa-rasanya kaki ini ingin melangkah lebih jauh dan melompat lebih tinggi. Serta tangan yang ingin berbuat lebih banyak, menulis lebih baik. Sedangkan mulut hanya bisa terkunci menahan dahaga yang sudah lama ada. Tak mampu lagi berbicara banyak. Ahh untuk apa aku berbicara sedangkan bicaraku saja tak akan mampu didengar dengan pemahama yang tak meu berkembang. Aku akan selalu salah dan dianggap kecil olehhnya. Kata ...

Gadis Kecilku #TheParagraph8

Gambar
Entah perasaan apa yang ada dalam diri ini. Tubuhku seperti melayang, ringan, tak bernyawa. Pikiranku bebas  bergerak seperti terbawa maunya arah angin kemana. Hari ini begitu terasa kosong. Aku tak dapat mengendalikan seluruh bagian tubuhku. Dada ini seperti meringis, menahan sesuatu. Sesuatu itu seperti kotak besar yang berusaha masuk ke lemari kecil. Mendesak memaksa agar kotak itu bisa masuk. Dan aku merasa lemah menghadapinya. Biru. Sepertinya warna yang kurasakan hari ini memang biru. Aku benar-benar lemah. xxx Hari ini aku menyediakan makanan favoritnya. Pisang goreng. Ihfa hanya menyukai pisang goreng, meskipun sehari-hari aku selalu memaksanya untuk memakan makanan yang lain. Sebagian ada yang masuk, namun adapula yang dimuntahkan. Aku menyimpan sepiring penuh pisang goreng di kamarnya. Di kamar tempat dia biasa bermain sendiri. Sebenarnya tempat biasa dia menyendiri. Karena kamar ini akan selalu terkunci jika kami semua berangkat bekerja. Kami tak pernah bermaksud...

Lily #TheParagraph7

Gambar
1st paragraph by  Desvian Wulan Matahari bahkan belum ingin memancarkan sinarnya yang berwarna kuning keemasan pagi ini. Pun dengan udara yang masih saja terasa dingin menusuk tiap lapis epidermis meski aku sudah melapisi pakaianku dengan satu lembar sweater rajut dan satu jaket tebal di lapisan paling luar. Suara jangkrik terdengar masih berlomba, menghampiri telingaku begitu pintu kayu itu kubuka. Sambil sesekali terdengar suara katak menimpalinya. Kubuka lipatan payung merah muda dengan beberapa gambar Lilium candidum L di tepiannya. Hujan masih belum berhenti sejak semalam. Samar-samar aku melihatnya di sana, di ujug jalan itu. Berdiri dengan tubuh menyandar dinding, mencoba melindungi dirinya dari rintik hujan yang masih rindu mencumbu bumi. Kepalanya tertunduk memandang air menggenang di lubang  kecil tepi jalan. Sesekali sepatunya memecah genang air di dekatnya. Bibirku melengkung bersaman dengan ingatan yang melayang ke masa dua puluh tahun lalu, ketika aku men...

Juni dan Juli

Gambar
akbaranbu.blogspot.com Denting yang bunyinya kelu. Karena aku tak pernah tahu mengapa aku dilahirkan. Mengapa aku masih bisa bertahan hidup. Meski masa selalu menguntit sejak ramai menjadi sepi yang tak terbilang. Aku pun tak tahu, mengapa waktu mempertemukan aku denganmu. Denganmu yang hampir tergapai indah meski akhirnya melemah dan berusaha mengikhlaskan dirimu demi cahaya yang tak akan pernah redup. Karena aku hanya lilin yang apinya mudah tergoyah angin dan sewaktu-waktu bisa mati. Karena ini murni kesalahanku. Sudah aku sebutkan bahwa aku hanya lilin yang mudah meleleh yang apinya mudah tergoyah angin. Tapi mengapa kamu begitu keukeuh dengan keputusanmu. Tapi ini bukanlah keputusanmu. Ini adalah keputusanku. Kamu harus mengikuti apa yang aku pilih. Tapi aku akan berada di depanmu. Selalu. Maafkan aku Juli. xxx Dalam raga dan rasa yang semestinya utuh, kamu memilih untuk melempar aku tanpa menganggap ada tidaknya rasa itu. Kamu tahu aku memang tidak mudah terlem...

Malam itu... #TheParagraph5

Gambar
1st Paragraph by Desvian Wulan Lari. Hanya itu yang ada di otaku saat ini. Aku hanya perlu keluar dari tempat ini dan berlari secepat mungkin menuju jalan besar di ujung sana. Semoga masih ada mobil atau kalau beruntung, aku bisa menemukan angkutan yang bisa membawaku ke kota. Tapi rasanya kemungkinan angkutan lewat itu sangatlah kecil karena ini sudah pukul sembilan malam, dan itu sudah dianggap larut malam oleh tempat ini. Tetiba ada sesuatu yang membuatku harus menghentikan langkahku. Ada yang menarikku. Nafasku tercekat. Pelan kubalikkan badanku sambil berdoa bukan ia yang ada di sana. Tetapi sepi. Aku hanya melihat bayangan pepohonan pinus dibalik kegelapan malam sejauh mata memandang. Tak ada sesiapapun di sana. Ku lihat ke arah nbawah. Ternyata rok panjangku tersangkut batang kayu. Sialan. Aku menarik rok itu dengan kasar sehingga rok-ku malah robek. Entah sudah bagaimanakah tampangku malam ini. Pasti sudah menyaingi tampang sang kunti, atau bahkan mungkin kunti lebih baik d...

The Gnomes and Man #TheParagraph4

Gambar
bugisposonline.com Mungkin inilah salah satu hasil dari rasa syukur yang sering kami panjatkan. Kehidupanku begitu damai bersama kedua orang tuaku, kedua kakakku, dan dua orang adikku.  Bahagianya ketika matahari tetap terbit di posisi seharusnya, memancarkan energi yang mengakibatkan tubuh selalu segar. Meski hawa dingin di pagi hari terkadang menjadi godaan buruk untuk meraih secercah sinar. Tapi tinggal di daerah dengan masyarakat yang begitu saling menghormati dan saling menghargai adalah suatu rasa syukur yang luar biasa. Bisa berdampingan tanpa ada rasa buruk di hati masing-masing. Pagi itu keluargaku dan masyarakat yang lain sedang  melaksanakan kerja bakti mingguan di setiap Sabtu. Kegiatan yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kami semua. Rumput-rumput liar hilang, sampah-sampah pun musnah. Begitu nyamannya tempat kami tinggal. Hingga beberapa detik kemudian, kami mendengar suara gemuruh yang mengakibatkan burung-burung beterbangan di atas kami. Lama-lama ge...