Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

I'll Try My Best

Malam itu keadaan sedang lumayan dingin. Aku sedang membuatkan teh manis, sambil mengaduk-ngaduk teh itu aku memandangi bulan yang begitu terang menyinari kegelapan di luar sana. 10 tahun berlalu dalam sepi. Tak pernah ada suara rengekan, tangisan manja yang selalu ku harapkan. “Mae! Mana tehnya? Lama sekali!” Aku tersentak mendengar suaranya. Aku pun segera membawa teh manis itu padanya. Ia terlihat sangat sibuk dengan pekerjannya. Ia langsung menyeruput teh itu. Aku berusaha terus tersenyum sambil memandanginya. Aku pun duduk tak jauh dari dirinya. “lain kali gulanya jangan terlalu banyak, nanti aku bisa kena diabetes. Kamu kok kayak yang gak pernah belajar dari sebelum-sebelumnya. Kita kan sudah lama bersama. Masa kamu tidak hafal-hafal! Lyra saja sudah hafal dengan kesuakaanku!” JLEB! Nama itu lagi. Selalu dia. “Iya mas, maaf.. Sedang sibuk sekali ya mas?” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan. “Iya. Aku dipercaya si bos untuk mengerjakan proyek baru.” “oh......

Dengarkan Aku

Ketika seorang seorang janin diberi kehidupan oleh sang pencipta dimana janin tersebut tak pernah diberikan pilihan sebelumnya. Apakah ia ingin hidup atau tidak, bukan ia yang tentukan. Ketentuan hidup atau tidaknya adalah di tangan sang maha kuasa atas dasar permohonan orang-orang di luar sana yang mungkin berharap atau mungkin biasa saja, tanpa harapan apapun. Hidup bersyukur, tidak pun tak menjadi masalah. Sejak dalam kandungan sang janin tak pernah diberikan pilihan. Pilihan itu telah dipegang teguh sang penanggung jawab. Hingga kehidupan berjalan, beragam pilihan menentukan akhir dari kehidupan ini. Apakah akan berjalan dengan baik atau tidak. Memilih adalah kata sederhana yang sering membuat manusia kelimpungan dalam mencari solusi terbaik. Dimana bukan hanya logika yang berjalan, tapi antara pikiran dan hati semestinya selaras dengan piihan yang ada. Tapi semuanya tidak berlaku padaku. “Kok bisa kayak gini! Kamu tuh selalu saja bikin kacau!” Entah sudah berapa kali ...

Biarkan Aku

Lingkar matanya yang menebal mendukung keadaan matanya yang kian melelah. Namun tak mengurangi derap langkahnya, bahkan langkahna kian mantap berjalan mengikuti apa yang dikehendakinya. Apa yang ada di pikirannya. Apa yang ada di hatinya. Apa yang dimimpikannya. Diamnya bukan berarti emas dan usaha ini bukan mimpi mereka. Semua yang ada adalah dirinya. Dia tak menghiraukan mereka yang semakin memanasi telinga ini. Karena seluruh pilihanku bukan pilihan mereka. Suara-suara mereka tak lagi masalah ketika tatapannya dan ucapannya bisa lebih tajam dari suara mereka yang terkadang merdu terbawa angin. This is my passion Dad . Ucapan terakhir itu yang melengkapi ketidak selesaian ucapan ayahnya maupun ibunya yang hanya dapat berdiam diri, menepis air mata yang telah mengalir. “Suara buruk mereka akan menjadi dukungan tersendiri buatku ayah. Dan sebentar lagi ayah akan menemukanku di sana!” tunjuknya terhadap televisi yang ikut sunyi. Suasananya semakin hambar. Antara keyakinan ...

Saksi itu Pintumu

Satu hari bersamamu singkat. Bahkan satu bulan atau mungkin sewindu pun, ini terlalu singkat. Selalu terasa singkat dengan hari-hari penuh senyum dan tawa manis di depanku, di sampingku. Binar matamu sanggup memberiku semangat untuk terus mengetuk pintu rumahmu setiap pagi, siang atau malam. Begitu kuatnya daya magnetmu, menguatkan hatiku yang selalu ingin lepas dan melekat dengan hatimu. Dari senyummu pun aku tahu kau tahu tentang semua ini. Aku yakin itu, hanya saja engkau tak pernah mau menganggap hal itu sebagai kenyataan yang membahagiakan untukmu, bahkan untukku pun tidak. Kesetiaanku pada dirimu sama seperti kicauan burung di setiap pagi, yang selalu setia membangunkanmu dalam dekapan hawa dingin dan cahaya yang mlai berkilauan. Tapi kamu hanya bisa menampakkan senyum sebiasa engkau menyambut burung-burung itu. Aku mencoba memahaminya. Hingga aku menyadarinya. Dia telah mengalihkan matamu, kebiasaanmu, hidupmu. Aku tersingkir secara kasar, dan hilang dalam biasannya. I...

Antara Derajat, kebangsawanan dan Titel yang Panjang

Semakin hari semakin merasa sudah mulai kurang produktif lagi menulis. Padahal ide menulis itu sering bermunculan, tapi sayangnya dalam satu hari itu hanya sampai 24 jam. Mungkin kalo bisa sampai 30 jam tangan ini bisa menulis lebih banyak dan lebih sering. Tapi, ah itu cuma alasan aja sih. Kadang ide ada tapi mood nulis itu bahkan megang laptop aja malasnya ampun. Jadi kadang ketik-ketik di hp aja dulu. Kalo ide ada tapi daya dukung untuk menulis itu sedikit rasanya suka mentok di tengah perjalanan (tulisan). Semua yang ditulis di blog ini, dibuat bukan hanya dari cerita pribadi, kadang dari cerita (masalah) teman yang akhirnya saya buat cerita namun dengan tanggapan/opini dari pandangan saya. Bukan hanya dari cerita sesama manusia, kadang hewan-hewan apapun makhluk hidup yang saat itu saya lihat bisa dikaitkan dengan kehidupan, bisa jadi sebuah tulisan yang ungkin memang tidak menarik bagi kalian. Biarlah kalian tak menghargai tulisan saya, tapi saya sangat menghargai apa yang telah...