Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Cuti sakit hati

Tubuhku cuma satu, begitu pun denganmu. Paru-paru ku sepasang, ginjalku pun sepasang, tapi jantungku hanya satu. Bagaimana bila jantung ini berhenti sebelum aku memilikimu. Aku ingin jantungmu dan jantungku menjadi sepasang. Agar jantung kita bisa dapat berdetak secara bersamaan seperti apa yang aku sering khayalkan. Ahh... aku memang hanya pandai menghayal tanpa mampu mewujudkannya. Mungkin aku hanya bisa menjadi aliran darah yang keluar masuk mengantarkan segala zat yang dibutuhkan tubuhmu. Ketika kau membutuhkanku, aku akan siap datang masuk ke jantungmu dan keluar dari jantungmu ketika kamu sudah tak mebutuhkannya lagi. Aku itu pecundang. *** Wohooo.... libur akhirnya tiba juga! sebenarnya besok hanya weekend biasa. Tapi mungkin besok ada hal yang tidak biasa dan aku menari-nari di depan cermin kamarku. Kemudian aku pun menjatuhkan tubuhku di atas tempat tidurku yang penuh dengan kertas-kertas. Ahh... aku tak peduli denan kertas-kertas ini. Aku hanya mau besok! Lagi-l...

Kenalan Yuk!

Hujan gemericik di sore ini membuatku mencari-cari sesuatu di dapur. Tubuhku serasa hampir tak mampu bergerak cepat. Ini terlalu dingin. Aku mencari-cari kopi atau susu atau keduanya di sana. Aku tak mencari teh. Karena aku tidak menyukai teh. Tapi sialnya aku, ketika aku menghubungi mama ternyata mama bilang stok susu dan kopi memang habis. Alamak! Sial benar aku sore ini! Duduk bersilangkan kaki di atas sofa depan tv, menunggu kedatangan mama sambil berharap mama membawa sesuatu. Satu jam berlalu ku habiskan waktu dengan terus bermain game di ponselku, akhirnya mama datang juga! aku bergegas menghampiri mama dan aku tak menemukan bungkusan apa-apa! Mama! Dengan tampang kecut aku menuju kamar dan segera menghubungi teman-teman satu komplek. “Achan! Dimana lo?” “baru ge mau keluar Ga. Lu mau ikut kagak? Si Rian sama Romi juga ikut!” “kemana cuy? Gue ikut dong!” “Warung abah geboy Ga. Hayu! Elu tunggu di depan aja!” “siap Chan!” *** “angetnyaaa........” Tak ...

Cut!

Sebelumnya di :  Tunggu di situ, aku sedang menujumu! “Apa kabar dek Hannong!?” Andai saja saat ini aku masih belum sadar. Mungkin mulut ini akan terus menganga di hadapan dia. Panggilan itu. Panggilan yang selama ini selalu ku rindukan. Panggilan yang hilang selama bertahun-tahun. Panggilan yang selama ini telah membuatku runtuh. Aku memang tidak sedang menganga. Tapi mata hatiku benar-benar menganga. Dia menarik tanganku, menjabat tanganku yang lemah dan dingin. Sedangkan tangannya tetap kokoh dan agak basah. Sama seperti waktu itu. “hei, alhamdulillah mas! Kok ada di sini mas? Ada tugas?” “lagi cuti. Lagipula kangen sama kota ini” Jleb! Kangen! “kangen sama kamu juga sih,” jawabnya santai, ringan, dengan senyumnya yang menawan. Dadaku terasa semakin tertohok. Tapi lagi-lagi aku berusaha mengendalikan semua ledakan-ledakan yang muncul di tubuh ini. “Wew! Aku kan emang ngangenin! Emang kemana aja sih? ” jawabku dengan wajah angkuh yang sebenarnya bu...

"Tunggu di situ, aku sedang menujumu!"

Sebelumnya di : Jangan kemana-mana di hatiku saja! Waktu. Satu kata yang tak pernah akan ada habisnya mengiringi perjalanan kita, membayangi semua gerak ini, menghantui keimanan yang kian mundur. Membuat semuanya tergerak. Itu bukan hal mudah. Tapi waktu memberikan pilihan meskipun sulit, karena pilihan terbaik selalu terselip diantara pilihan yang mengakar jauh. Hari ini tiada yang lebih berarti dari segala kesibukan yang ada. aku lebih memilih mencari kesibukan lain daripada harus berdiam diri saja di rumah di tanggal merah ini. Padahal tanggal merah. Aku dan Restu sama-sama libur. Tapi entah kenapa sampai matahari tepat di kepalaku, dia masih belum menghubungiku. Bahkan sms-sms ku pun belum dibalasnya, begitu pula dengan telponku yang tak dia angkat. Mungkin dia kelelahan karena pekerjaanya yang semakin sibuk. Mungkin kali ini aku yang mesti bergantian memberikan kejutan setelah beberapa hari ini dia selalu berhasil mengejutkanku. Aku bergegas menuju dapur dan menyiapkan seg...

Terima Kasih!

Gambar
Hai! Terima kasih sudah mengunjungi blog ini.^^ Bahagia sekali tulisanku bisa dibaca kalian. kunjungi juga blogku yang lain yah... di: missipipure2   dan missipipure3   dengan besar hati selalu menunggu kesan, saran dan kritik dari pengunjung semua. Terima kasih! :)

"Jangan kemana-mana, di hatiku saja!"

Sebelumnya di : Bangunkan aku pukul 7! “Biar aku tebak! Kamu naik jabatan!” Dia hanya tersenyum manis sambil melepaskan lesung pipi yang dalam di kedua pipinya. Subhanallah... sekali lagi aku berucap syukur. Aku tak sanggup menahan kebahagiaan ini, dan akhirnya matakupun mulai basah. Dan dia lagi-lagi hanya tersenyum sambil mencandai aku. “dasar cengeng... bukannya seneng...” Aku mengerucutkan bibirku sambil mencubit lengannya. Dan dia mengusap-usap kepalaku lagi.   Ahh.... Restu... Rasanya aku benar-benar tak salah mempertahankanmu. Biarpun aku terpaksa menjalaninya secara backstreet selama   hampir satu tahun lebih, sampai keluargaku mampu memberikan kepercayaan penuh kepadaku dan juga dia. Statusnya yang memang bukan perjaka lagi dan masa lalunya yang buruk memang jadi nilai negatif. Tapi entah kenapa aku begitu keukeuh dengan pendirian ini. Aku begitu yakin dengannya. Aku yakin aku bisa mengubahnya menjadi new Restu tanpa embel-embel keburukan lagi. Ta...