"Tunggu di situ, aku sedang menujumu!"
Sebelumnya di : Jangan kemana-mana di hatiku saja!
#13HariNgeblogFF
Waktu. Satu kata yang tak pernah
akan ada habisnya mengiringi perjalanan kita, membayangi semua gerak ini,
menghantui keimanan yang kian mundur. Membuat semuanya tergerak. Itu bukan hal
mudah. Tapi waktu memberikan pilihan meskipun sulit, karena pilihan terbaik
selalu terselip diantara pilihan yang mengakar jauh. Hari ini tiada yang lebih
berarti dari segala kesibukan yang ada. aku lebih memilih mencari kesibukan
lain daripada harus berdiam diri saja di rumah di tanggal merah ini. Padahal tanggal
merah. Aku dan Restu sama-sama libur. Tapi entah kenapa sampai matahari tepat
di kepalaku, dia masih belum menghubungiku. Bahkan sms-sms ku pun belum
dibalasnya, begitu pula dengan telponku yang tak dia angkat. Mungkin dia
kelelahan karena pekerjaanya yang semakin sibuk. Mungkin kali ini aku yang
mesti bergantian memberikan kejutan setelah beberapa hari ini dia selalu
berhasil mengejutkanku. Aku bergegas menuju dapur dan menyiapkan segala macam
bahan untuk membuat brownies kukus toping kacang, favoritnya.
Satu jam kemudian, wangi dari
brownies itu sudah mulai memenuhi dapur dan ruangan di dekatnya.
“wangi nih! Mana testernya?”
“tenang Pah... aku juga buat
untuk papah.. nih!” jawabku sambil mengeluarkan brownies dari loyangnya.
“terus, yg itu, buat? Restu?”
tanya papah menunjuk brownies di atas meja makan.
Aku tersenyum. Aku tahu, senyumku
sudah cukup menjawab pertanyaan papah. Dan papah hanya membalasnya dengan
anggukan-anggukan kepalanya sambil menghampiri aku, meminta browniesnya.
***
Sepi. Motornya pun tak nampak. Jendela
kamarnya pun tertutup. Sudah pasti tak ada Restu di sini. Dan tak terlihat ada
tanda-tanda kehidupan di sore yang cerah ini. Mau bertanya ke siapa? Aku tak
menyimpan nomor teman-teman Restu. Aku jadi menggerutu sendiri. Aku berdiam
diri sejenak, memikirkan tempat yang mungkin dikunjungi Restu. Ahh... mungkin
di bengkel temannya. Aku ingat kemarin dia sempat mengeluhkan kondisi motor
antiknya. Hmm.. mngkin aku akan menyusulnya ke sana. Berbagi brownies dengan
teman-temannya. Aku pun meninggalkan kontrakan kecil itu.
***
“Kok motor Restu gak ada Cim?
Restu kemana?”
“tadi pagi dia memang ke sini...
tapi udah gitu pergi lagi. Kagak tau deh kemana. Gak bilang dia. Emang dia juga
gak bilang sama lo?”
Aku menggelengkan kepala. Keterlaluan
nih Restu. Dia sama sekali tidak menghubungiku hari ini. Kenapa?! Aku pun pergi
lagi dengan kekesalan yang semakin menjadi-jadi. Akhirnya, sambil berjalan
meninggalkan bengkel itu aku pun menelponnya.
“Ya Hann? Hallo?”
Mendengar jawaban Restu aku
langsung menumpahkan segala kekesalanku hari ini. Aku memarahinya. Aku memprotes
tindakan dia hari ini. Aku tak memberikan dia kesempatan untuk membela diri. Dan
dia dengan sabar mendengarkan keluahanku. Akhirnya aku lelah juga. aku terdiam.
“Nah, sekarang posisi kamu dimana sayang?”
“Taman arah bengkel Ocim” jawabku ketus sambil menatap lurus ke
jalan raya.
“Oke. Tunggu di situ,
aku sedang menujumu! Hanya sebentar. Oke?” tanya Restu.
Tapi pandangan dan pikiranku sedang tertuju pada sesosok
pria di sebrang sana. Dan aku melihat dia lagi Tuhan. Dia, yang bukan Restu. Sedangkan
suara itu kian memanggilku,
“Hallo Hann?!”
"Mas.. Harr-ri?"
“Hallo Hann?!”
"Mas.. Harr-ri?"
Komentar
Posting Komentar