HAJI YANG TERTUNDA
www.arifinbadri.com
Ada banyak
perkara yang tak mudah untuk dilewati. Ada banyak rahasia yang kadang sulit
diungkap. Kecuali hanya sang penguasa
yang maha tahu segalanya. Seperti halnya rahasia ini. Hanya Umi, aku dan Tuhan
yang tahu.
Ini tentang Umi.
Umi adalah seseorang yang mengabdikan dirinya kepada keluarga sepenuhnya.
Kepada suami tercinta yang beliau hormati dan patuhi. Umi bilang, tak ada
satupun alasan yang bisa membuat Umi meninggalkan Abah. Pun ternyata ketika Abah
harus membagi cintanya kepada wanita lain. Abah adalah sosok yang sempurna
baginya. Pun bagiku itu tidak real adanya ketika aku benar-benar memiliki Mama.
Mama adalah
seorang buruh pabrik. Mama bukanlah Ibu kami. Ibuku hanyalah Umi yang selalu
ada di rumah. Tapi Umi selalu memberi pengertian dan mengajariku untuk selalu
bertindak sopan terhadap Mama dan bocah yang dibawa wanita itu. Perlahan,
dengan kesabaran dan kelembutan Umi, sedikit demi sedikit aku membiarkan
keadaan baru itu masuk ke dalam kehidupan sehari-hariku.
Mama adalah
seorang wanita muda yang molek, ceria dan
giat bekerja, yang telah ditinggal pergi oleh suaminya. Menjadi single
parent di usia yang masih sangat muda. Mungkin hal itu juga yang membuat Abah
ikut prihatin pada keadaannya. Meskipun menurutku Mama itu bisa mendapatkan
yang lebih pantas daripada Abahku yang hanya seorang pemiliki toko kelontong di
Pasar. Umi dan Mama memang sama-sama luar biasa. Tapi Mama tak akan pernah
lebih luar biasa dari Umi.
***
Setiap pagi Umi
selalu menyiapkan seluruh kebutuhan keluarga seperti biasanya. Satu hal yang
berbeda adalah akan selalu datang bocah lelaki di setiap harinya. Itulah adikku
yang baru dari Ayah dan Ibu yang berbeda. Meski beban Umi semakin bertambah
dengan harus mengurusi Faldi, tapi Umi selalu menyambutnya dengan senyum
termanisnya. Dan saat weekend tiba, kami semua akan berkumpul di sini. Di rumah
kami dengan posisi lengkap. Bapak, Umi, Mama, Aku, dan Faldi.
Aku tahu keadaan
ekonomi semakin hari semkain pelik. Nilai dollar yang terus beranjak naik
meninggalkan rupiah kian menekan daya beli konsumen di pasar. Alhasil,
pemasukan Abahpun menurun. Dan dengan hasil seadanya itupun harus dibagi
untuk Mama dan Faldi. Karena kini, Mama pun terkena PHK dari pabriknya. Kami
pun kini tinggal dalam satu atap.
Dengan keadaan
seperti itu Umi menunjukkan kegigihannya untuk membantu Bapak. Umi mulai
memperlihatkan keahliannya memasak. Umi pun menyulap teras rumah menjadi sebuah
warung nasi. Umi juga mengajak Mama untuk saling membantu. Umi yang memasak dan
Mama yang bertugas melayani pembeli. Umi membagi rata hasil dari berjualan setiap
harinya pada Mama. Maka tak ada alasan jika Mama sangat menghormati Umi. Umi
dan Mama layaknya seorang kakak beradik. Aku begitu bangga pada Umiku yang
sanggup membuat keadaan keluarga tetap harmonis. Meski aku tahu butuh waktu
lama untuk bisa tegar menerima kenyataan bahwa ia harus dimadu. Dan keikhlasan
itu baru ia dapat setelah ratusan malam ia berdoa dengan air mata yang ia
simpan sendiri.
***
“Abah, ini ada tabungan haji Umi”
“Tabungan
haji??”
“Iya Bah, selama
ini Umi selalu menyisihkan uang dari Abah untuk tabungan haji ini. Umi ingin
sekali pergi haji Bah…”
Abah begitu
terkejut ketika melihat nilai tabungan di dalamnya. “Kenapa Umi merahasiakan
ini dari Abah?” tanyanya terbata-bata karena menahan tangis.
“Umi memang sengaja
merahasiakan ini dari Abah. Karena Umi tahu Abah juga harus menafkahi Mama.
Jadi Umi enggan untuk meminta lebih sama Abah. Bahkan sebetulnya tabungannya
sudah cukup kalau hanya untuk berdua saja Bah.. Tapi Umi bilang karena sekarang
ada Mama, Mama juga harus diajak. Tertundalah sudah Umi mendaftarkan diri haji
tahun lalu hanya untuk mencari tambahan agar tabungannya cukup untuk pergi
bertiga”
Hari itu untuk
kesekian kalinya aku melihat Abah menangis. Tangisan yang begitu perih setelah
tiga hari sepeninggal Umi.
Aakkk... ikut sedih di ending. :(
BalasHapusIt's mean cerita kamu bagus! Kamu emang cocok nulis tema keluarga gini kayaknya ya.
Koreksi dikit, ada sebutan Bapak di tengah-tengah cerita, mungkin kamu terlewat saat editing, tapi lebih baik pakai Abah semua menurutku. Hmmm... Itu aja kayaknya. Kutunggu wedding dress-nya tapi jangan totally romance ya... *mesen
XD