1st - Introduction



Hmm, setelah kemarin dapat ajakan #25DaysBlogChallenges  dari sang partner akhirnya aku terima juga. Betul katanya itung-itung mengisi blog yang kesepian ini. :D Meski sudah terlambat 2 hari. Susul aja kan ya... Hehee dan ini dia the first....
Kenalkan, namaku Wita. Lengkapnya Wita Purwati. Aku tak pernah mengerti dan tak pernah tahu makna dari namaku ini. Terkadang aku merasa iri dengan nama teman-temanku yang memiliki arti yang sangat baik. Sedangkan aku? Bernama tanpa makna. Bahkan ketika kutanyakan pada orangtuaku, mereka pun menggelengkan kepalanya. Karena namaku memang tak berarti. Hanya saja yang aku tahu nama ‘Wita’ dibuat oleh Mama sedangkan ‘Purwati’ dibuat oleh Bapakku. Huruf pertama diawal ‘Wita’ – ‘W’ diambil dari nama Bapakku yang juga berhuruf awal ‘W’. Tidak sampai disitu, karena kepanjangan Bapakku juga berimbuhan ‘pur-‘ jadilah namaku ber ‘pur-‘ juga. Dan akhiran ‘wati’ mereka bilang itu diambil dari ujung kepanjangan nama Mama ‘-ti’. Sedangkan huruf ‘w-a’ sebelum ‘-ti’ aku tak tahu asal usulnya. Tapi saking inginnya aku memiliki nama yang bermakna, akhirnya ku putuskan bahwa Wita itu “waktu Indonesia bagian tengah” ketika pada akhirnya aku menemukan kata WITA dalam pelajaran IPS sewaktu SD. Paling tidak aku bersyukur bisa menemukan singkatan itu. Meski tak ada keterkaitannya denganku pada kenyataannya. Hehee Alhamdulillah...
Lahir di Sukabumi dari rahim dan sperma Sukabumi tulen tidak menjadikan raut wajahku menjadi ke-Sukabumi-Sukabumian. Itu menurut beberapa orang yang aku temui. Rata-rata mereka tak pernah mau mengakui kalau aku adalah gadis dari Sukabumi ASLI. Sedihnya. Bahkan sang mantan pernah bilang, “muka kamu bukan muka orang Sukabumi yang ayu dan agak chubby” jawabku saat itu hanya “oh” dan akhirnya tak lama kemudian kulempar dia kembali kembali ketempat dimana ia berasal. Tapi sayangnya ia juga berasal dari Sukabumi. Dan gagallah aku melemparnya, dan ia pun masuk ke dalam ring basket yang lain. Hingga beranak pinak. Whoaaah... sudah-sudah. Cukup!
Kemudian terpana ketika akupun dibilang aku pasti orang Bogor. OMG, aku memang menjalankan sebagian hidupku di kota itu, tapi aku real Sukabumi tulen... *sambil nangis bombay* Setelah itu adalagi yang bilang aku tidak seperti orang sunda. Tapi JAWA! Whoaaah! Ini sih lebih parah. Bahkan logat bicaraku saja gak kental layaknya orang jawa seperti biasanya. Gimana bisa dibilang orang jawa?! Ngomong bahasa jawa aja gak bisaaa.... (ngejerit histeris) dan masih banyak lagi cerita tentang aku yang tak diakui sebagai orang Sukabumi. Miris sekali. Aku terlahir di sini, tapi aku tak dianggap. Hiks *pasang muka memelas*
Sebagai anak sulung aku selalu mencoba menjadi panutan bagi adikku satu-satunya yang paling guanteng! #KarenaCumaSatu. Dalam sebagian hal mungkin aku bisa menjadi panutan. Tapi entah kenapa dalam perihal beres membereskan rumah, kerapihan kamar, juga masalah memasak, dialah yang menjadi panutanku. Aku begitu lemah dalam bidang kerumah tanggaan. Muingkinkah ini pertanda aku bukan wanita yang sesungguhnya? (Amit-amit Naudzubillah...) *KetukKepalaDanMeja3x* Mungkinkah ini awal keterpurukanku sebagai calon ibu rumah tangga nanti? Ya Allah... jangan sampai... Plisss..
Menjadi seorang guru seperti sekarang sebetulnya bukanlah pilihanku. Tapi rayuan gombal sang Mama mengakibatkan aku terjerumus ke dalam dunia perguruan ini dan membuatku jatuh cinta setengah hidup (karena aku masih pingin hidup) kepada dunia anak-anak ini. Bukan anak-anak TK. Tapi SMP dan SMA. Heheee.. Ga sanggup deh kalau disuruh mengajar di TK atau SD. :D
Aku pun sempat terheran-heran sendiri. Dengan gaji di bawah UMR, dengan awal cerita dimana aku tak memilih profesi ini, tapi aku sendiri bisa menjalaninya dengan ya cukup baik. Aku lulus dengan nilai C hanya dua (Bolehlah sedikit sombong meskipun masih ada C-nya heee) dan alhamdulillah begitu banyak muridku yang menantiku setiap harinya. Lagi-lagi Alhamdulillah... Mungkin lewat wajah-wajah muridku itu Allah memberikan banyak arti dalam perjalanan kehidupanku. Agar kelak aku bisa menjadi lebih baik lagi, bahkan menjadi Ibu yang benar-benar baik bagi anakku kelak. Semua rasa ada di Sekolah saat bersama mereka. Sapa dan salam setiap hari semoga dapat sedikit demi sedikit menjadi doa dan mampu menghapus dosaku yang menumpuk ini. Inilah aku for the first challenge.
Salam 

Bumi Geulis 011014 
#25DaysBlogChallenges
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PETAI dan JENGKOL Sahabat sejati yang tak akan terpisahkan

2 manusia

Lalat Dalam Kesehatan ???