Kamar #2

Aku berdiri tegak berusaha kokoh dalam dasar yang sudah merapuh. Aku bertahan dari sapuan cuaca, debu, juga usia yang tak lagi bisa menipu diri. Tapi dengan sekuat tenaga aku berusaha melaksanakan tugas ini. Melindungi mereka dari segala yang mereka tak inginkan. Baik panas ataukah dingin. Ku pikir mereka menyadari tugas beratku ini. Maka mereka biasa mempercantik diriku dengan segala yang mereka inginkan. Meski mereka kadang lupa bahwa mereka sempat menyakiti diriku. Mereka belum memahami aku lebih baik atau mungkin aku yang tak begitu mengerti akan peranku di sini.

Apapun ekspresi mereka, aku pasti tahu. Karena mereka selalu memandangiku di beragam suasana hatinya. Mereka lebih sering tersenyum terhadapku. Mungkin itu adalah salah satu ucapan terima kasih? Ya, mungkin saja. Aku pun bahagia.


Seiring bertambahnya usia mereka mulai melupakanku. Mereka mulai tak menggubris keberadaanku di sini. Mereka melupakan perananku terhadap hidupnya. Mereka tak menganggapku lagi. Mau tak mau tugasku hanya melindungi mereka dari dunia luar. Apa pun yang mereka lakukan di dalam sini aku hanya bisa terdiam dan meratapi takdirku yang tak bisa benar-benar melindungi mereka. Mereka adalah anak-anak yang selama ini ku lindungi hingga dewasa. Tapi kini aku gagal. Aku telah menjadi saksi perilaku mereka yang menjadi liar dan brutal. Aku malah menjadi pelindung mereka dari keburukan yang sedang terjadi. Rasanya aku ingin menjerit pada takdir ini! Lebih baik aku hancur ketimbang harus menjadi pelindung mereka dari segala keburukan yang terjadi. Aku telah gagal melindungi mereka. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalat Dalam Kesehatan ???

Mimpimu, cita-citamu bercerita.. ^^

Pratugas day 24