Kamar #1
Mereka bilang aku bersih. Mereka
juga bilang aku nyata apa adanya. Mereka bilang aku adalah mereka ketika mereka
memandangku jelas. Sebagian dari mereka menyukaiku karena aku tak pernah
berbohong. Pun sisanya tentu saja ada yang membenciku karena aku memberikan
kenyataan yang tidak mereka sukai. Aku memahaminya.
Aku bersandar pada dinding yang
kokoh. Bersahabat suhu yang sesekali berubah antara siang dan malam. Aku begitu
hafal seluk beluk ruangan ini. Aku memandangi sekelilingku. Tidak banyak yang
berubah sejak aku pindah ke sini. Waktu aku datang, baru ada sebuah kasur busa
tanpa ranjang dan lemari baju yang usang tak terurus. Sampai akhirnya terisi
selayaknya kamar perempuan pada umumnya.
Kali ini aku kotor karena
ketiadaan mereka. Mereka melewatkanku dengan senyum yang menggembirakan
sebelumnya. Dengan tawa yang seharusnya menjemputnya agar kembali ke sini. Tapi
mereka telah pergi. Aku tak lagi menjadi bagian dari mereka. Mereka semua tak
berpamitan padaku. Hanya saja angin berkata bahwa mereka menjadi salah satu
korban dari jatuhnya pesawat. Kini aku pun akan menjadi kusam dan tak akan
memberikan kenyataan sampai suatu hari ada yang menyentuhku lagi. Aku akan menanti
mereka yang baru.
Komentar
Posting Komentar