Tentang Dia laki-laki



Sah sah aja gak sih menurutmu kalo kamu ingat mantan ketika kamu dan dia pun sudah memiliki pasangan yang lain? Menurut aku sih itu hal wajar. Mereka pernah menjadi bagian hidup kita, jadi mau dibagaimanapun kenangan bersama orang tersebut mau itu baik atau buruk pernah menghiasi dan mewarnai perjalanan hidup kita. Jadi menurutku mungkin kita juga perlu berterima kasih kepada mereka yang telah membantu membuat perjalanan hidup ini menjadi gak monoton. Meskipun jujur, untuk berkata terima kasih kepada orang yang telah menyakitimu itu sulit (hanya untuk mantan yang benar-benar menyakitimu). Jangan kan berterima kasih, say hi saja atau tersenyum mungkin agak sulit. Mungkin butuh kalori yang lebih besar dari sekedar mengangkat ember besar terisi penuh. Tapi gak buat mantanku yang satu ini. Dia sangat baik. Memang terdengar sedikit alay, tapi ini lah yang aku alami, dan inilah ceritaku hari ini...
Entah kenapa malam itu aku merasa sangat lelah. Seingatku waktu itu sepulang mengajar biasanya aku selalu tidur siang tapi pada hari itu aku tidak melaksanakan rutinitasku itu. Aku dikejar deadline. Deadline  membuat soal UTS untuk kelas X, XI dan XII masing-masing 3 mapel sekaligus!  Mungkin bagi sebagian orang membuat soal itu adalah masalah sepele, tapi buatku –tidak. Memang terlihat sepele, tapi untuk membuat soal yang berkualitas gak cukup waktu 15 menit. Kalau aku mau, aku bisa buat kurang dari waktu tersebut. Tapi aku mau menghasilkan anak didik yang berkualitas, dan itu pun harus dimulai bukan hanya dari anak didiknya tapi juga dimulai dari seorang yang mengajarnya. Aku mau semuanya perfect. Meskipun masih kekurangan-kekurangan disana-sini untuk menjadikannya sempurna. Lagi-lagi gak adanya dukungan dari Sekolah yang menjadikan aku kesulitan. Tapi aku akan memaksimalkan apa yang aku bisa! ^^

Balik lagi ke cerita awal, aku kelelahan ketika malam itu aku mencoba untuk membuka bahan ajar untuk besok. Mencoba mengulang dan sedikit mencatat-catat apa yang perlu aku sampaikan kepada anak-anak, namun aku pun tertidur. Dan aku bermimpi...

Kami berdua berangkat pagi-pagi dari stasiun Bogor menuju Stasiun Jakarta Kota. Aku dan dia laki-laki. Aku benar-benar menyambut hari itu. Karena saat-saat itu memang hari yang telah lama aku tunggu. Karena dia, laki-laki yang bersamaku itu yang telah berjanji memberi kado ultahku sebuah tiket ke Dufan berdua dengannya saja. Aku benar bahagia. Karena berarti hari itu adalah hari ulang tahunku.

Di dalam kereta kami beruntung mendapatkan tempat duduk karena kereta memang masih kosong sampai akhirnya mampir di stasiun-stasiun lain keadaan pun mulai menjadi sesak. Seorang wanita tua tak berjilbab terlihat kerepotan menahan dirinya dari goncangan kereta. Dengan sigapnya, dia (yang bersamaku) mempersilahkan wanita tua itu untuk duduk. Dia laki-laki itu pun berdiri langsung di depanku. Karena sepertinya dia tak mau aku tertutupi oleh orang lain, apa lagi laki-laki lain. Dia begitu melindungiku. Aku benar-benar bersyukur bersama dengannya. Ini adalah kejadian terlangka selama hidupku. Aku membalas perlindungannya dengan senyum yang benar-benar ikhlas karena aku bahagia.

Akhirnya, aku pun tiba di Stasiun Jakarta Kota. Aku dan dia segera menuju keluar (anehnya, gerbang keluarnya berbeda sekali dengan gerbang yang biasanya, inilah yang namanya mimpi. Selalu penuh kejutan). Ketika aku keluar gerbang itu kami mencari angkutan umum menuju Dufan, tapi entah kenapa begitu sulit untuk mencapai jalan raya. Padahal kami sudah keluar dari stasiun itu. Tiba-tiba kami harus melewati jalan yang sedang disemen dan semennya itu masih basah. Kami pun melewati pinggir-pinggir dinding seperti gaya spiderman merayap-rayap di dinding. Tapi bbukan merayap ke atas tentunya, tapi ke pinggir. Karena kami tak mau jalanan bersemen basah itu rusak akibat ulah kami. Kami pun  berhasil melewatinya. Tapi yang kami lewati pun belum cukup, kami harus melewati anak-anak yang berpakaian tradisional yang sepertinya akan menari. Kami harus sampai loncat-loncat dan nyeker untuk melewatinya. Anak-anak itu seperti akan ber-audisi. Ah, whatever it is yang penting kamiberhasil melewati itu semua. Sampai akhirnya kami berjalan mengitari kota tua anehnya kami belum bisa mencari dimana adanya si angkot tersebut padahal kami sudah bertanya pada orang-orang sekitar, bahkan penjual nasi uduk depan statsiun tadi! (ini mimpi emang aneh). Tapi lama kelamaan akhirnya kami menemukan angkot itu. Alhamdulillah......

Aku sempat terbangun dan menyadari aku telah tertidur karena aku tidak memakai selimut (kebiasaan tidurku, aku selalu memakai selimut). Ketika aku melihat jam dinding -23:10- dan pintu kamar masih dalam keadaan terbuka, laptop pun masih menyala. Aku pun segera mematikan laptop dan mengunci pintu kamar. Aku membereskan segala buku yang ada di tempat tidur dan menarik selimut. Tidak lama kemudian aku terlelap kembali dan keanehan mulai terjadi lagi. Ajaib, kali ini mimpi ku bisa bersambung seperti sinetron. -___-“
Aku sampai di gerbang Dufan. Dan apa yang terjadi? Gerbang Dufan itu berbentuk seperti rumah-rumah ala Belanda kuno dengan banyak pohon-pohon tinggi dan tanaman merambat di sekitarnya. Ketia akan membeli tiket? Kita harus membawa foto copy KTP! Dan mengisi beberapa lembar identitas!  Lalu apa yang harus di isi di lembar identitas itu? Jmlah SKS? SKS apa saja yang akan diambil???!!! Loh! Kenapa mau beli tiket malah jadi begini? Dan kami bertemu dengan teman-teman sekampusku. Bahkan sekelasku yang sama-sama sedang mengisi lembaran itu. Benar-benar aneh.
Sekian lama mengisi, akhirnya selesai juga. Tiket pun ditangan. Akhirnya kesampaian juga. Kami benar-benar menghabiskan waktu bersama dengan sangat bahagia. Tersenyum, tertawa, makan, berfoto, basah, lelah bersama. Meskipun ku pikir dia lebih lelah karena harus menjagaku benar-benar utuh hingga pulang. Tak ada lecet sedikitpun. Karena dia yang bertanggung jawab kepada orang tuaku. Ini kebahagiaan yang belum pernah ku dapatkan sebelumnya, sebelum bersamanya. Aku benar-benar menikmatinya meskpun untuk sampai di sini pun aku harus melewati jalan-jalan yang rumit (padahal aslinya begitu simpel). 

Matahari sudah mulai pulang menuju tempat peristirahatannya di Barat. Artinya kami pun harus segera bersiap-siap untuk pulang. Ajaibnya kami gaik perlu bersusah-susah untuk pulang, tiba-tiba saja kami sudah ada di dalam kereta. 

Aku pun terbangunkan suara Mama. -05:15- OMG! Aku masuk pagi!

Dari cerita ini ada yang bisa menebak? Siapa laki-laki yang bersamaku itu? Ya, dia mantanku. Yang aku herankan, kenapa aku harus bermimpi jalan-jalan dengannya? Padahal yang punya planning jalan-jalan itu aku dengan si do’i. Aiiiih.......... aku Cuma bisa geleng-geleng kepala, garuk-garuk kepala. Di satu sisi aku memang masih keheranan, karena aku itu tipe yang jarang bermimpi tapi ketika mendapatkan mimpi, mimpina selalu aneh. Di sisi lain aku sedikit jadi gak enak sama do’i. Karena memimpikan bersenang-senang dengan orang lain di atas rencana yang telah ia buat sebenarnya. Tapi apa boleh buat? Bukan aku yang merencanakan mimpi ini?

Terkadang masih suka ingat itu, namanya juga masih labil. Hal kecil pun bisa menjadi besar. Hahahaaa Tapi aku benar-benar bersyukur pernah bersamanya, dia benar-benar baik hingga sekarang. Bahkan dia sering kumintai tolong ketika aku benar-benar dalam keadaan yang skak, ketika tak ada orang yang bisa aku mintai tolong lagi. Dan dengan tangan terbuka lebar, dia selalu membantuku. Dia mantan, sahabat, keluargaku. Thanks. ^____^
............. tiba-tiba, sore hari di 6 Oktober 2012,
Kayak di tampar pake dayung buat kano dengan kekuatan Sailor Moon. Langsung JLEBB! Di hati. Hahaaaa   (-,-(“)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalat Dalam Kesehatan ???

Mimpimu, cita-citamu bercerita.. ^^

Pratugas day 24