Mimpimu, cita-citamu bercerita.. ^^


Cita-cita. Apa sih cita-cita itu? Ambition? 
 Pernahkah ada impianmu yan tidak kesampaian?

Waktu kecil, semua cita-cita itu begitu mudah saya impikan. Ingin menjadi polwan, dokter, pramugari, pilot, bahkan menjadi TNI AD. Cita-cita itu pun semakin berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu menambah usia saya dan menggeser gaya berpikir saya. Cita-cita di atas tadi adalah murni impian saya ketika saya menginjak sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama hingga saat di sekolah menengah atas cita-cita saya berubah kembali. Seorang apoteker dan Penyiar berita begitu menghipnotis daya khayal saya.
Begitu mudahnya saat itu mengubah-ubah mimpi dan berkhayal bahwa semuanya akan terwujud. Namun dalam kenyataannya akhirnya saya tersesat jauh di tempat yang tak pernah saya impikan sebelumnya. Keadaan dan kemampuan saya mereka bilang memenuhi tapi yang tahu hanya saya beserta keluarga. Kemampuan yang saya miliki hanya saya lah yang lebih tahu, dan keadaan yang sebenarnya hanya keluarga saya yang tahu. Bahkan waktu itu saya terbilang baru tahu.
Terhimpit antara keadaan dan kemampuan yang ada, alih-alih saya terlempar ke tempat yang tak pernah saya duga. Sudah terlempar, tersesat pula. Saya tak tahu harus memilih jalan yang mana. Pilihan yang ada tidak ada yang sesuai dengan apa yang telah saya impikan. Oooh... God! Saya hanya bisa menjerit dan menangis saat itu. 
Terdesak oleh putaran waktu yang sangat cepat, saya harus segera menentukan pilihan diantara bukan piihan saya. Alhasil, saya mengambil ruang ke-nekad-an ini, maksudnya saya memilih pilihan yang tidak pernah saya sukai meskipun nilai-nilai pelajaran tersebut ketika masih di sekolah tidak pernah buruk tapi saya tidak suka pelajaran itu. BIOLOGI, FKIP. Menjadi pilihan keterpaksaan saya waktu itu. Sudah kepalang tersesat, pikir saya waktu itu.
Di tahun pertama, saya belum mengalami kesulitan yang berarti meskipun saya melakukannya masih dengan rasa setengah hati. Namun di tahun ke-3 ketika saya mulai mengikhlaskan semuanya dan mulai serius serta meyakini pilihan ini, Allah menguji saya. Kesulitan itu mulai datang. Namun kesulitan itu tetap saya hadapi dengan sabar meski peluh dan tangis sudah tentu menjadi teman keseharian saya.
Ketika saya mulai meyakini pilihan ini, alasannya bukan karena kepasrahan. Namun saya sadari sekarang, memang kedewasaan itu muncul ketika seseorang mendapati kesulitan atau mendapati pilihan diantara yang bukan plihan. Itu hanya sebagian kecil bagaimana kedewasaan itu bisa muncul. Alhamdulillah. Saya pun menjadi Guru Biologi sekarang.
Saya benar-benar meyakini ALLAH SWT menciptakan segalanya dengan begitu seimbang. Ketika Allah ciptakan si Kaya maka Allah ciptakan pula si Miskin. Ketika kamu temukan tanjakan maka sebentar lagi akan kamu temukan turunan. Ketika tangis itu merajai kesulitan, maka sebentar lagi akan ada tawa yang menjemput kebahagiaanmu. Semua itu sudah saya rasakan.
Jadi, dari segala cita-citamu atau impian yang kamu buat, segalanya hanya Allah yang bisa menentukan. Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan, dan terbaik untuk kita. Cerita ini bukan dibuat agar teman-teman berpikir bahwa cita-cita itu hanya impian belaka. Cita-cita itu bisa terujud bagaimana kita berusaha, berdoa dan berikhtiar. Ketika ketiganya sudah kita melakukan semuanya namun Allah belum juga mengabulkannya, maka bersabarlah. Karena Allah SWT sebentar lagi akan memberimu sesuatu yang lebih baik. AMIIIN.
Berpikir postiflah agar cara pandangmu lebih luas sehingga yang akan masuk ke dalam dirim adalah energi positif yang akan menjadikanmu menjadi lebih KUAT. ^^




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalat Dalam Kesehatan ???

Pratugas day 24